Welcome to Cellular Education Video Learn Blog

Membahas dan menampilkan video tutorial software analysis telekomunikasi seluler dan edukasi seputar dunia telekomunikasi seluler | Discussing and showing tutorial video of cellular telecommunications software analysis and education around the cellular telecommunications.

Information

Ask What You Want.

Friday, 13 April 2012

JENIS - JENIS PENELITIAN DAN DEFENISINYA

( JENIS- JENIS PENELITIAN DAN DEFENISINYA )


Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar ( basic research ) dan penelitian terapan ( applied researh ).
a.      
           Penelitian Dasar ( basic research )
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung oraktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengatahuan umum dan pengertian – pengertian tentang alam serta hukum – hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah – masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawab masalah – masalah praktis tersebut.

b.      Penelitian Terapan
Penelitian terapan ( applied researh, practical research ) adalah penyelidikan yang hati – hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti yang mengerjakan penelitian dasar atau murni tidak mengharapkan hasil penelitiannya digunakan secara praktika. Peneliti – peneliti terapanlah yang akan memerinci penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam bidang – bidang tertentu. Tiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan masyarakat, baik untuk keperluan ekonomi, politik, maupun sosial.


Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Ciri ilmiah :
v  Rasional
v  Empiris
v  Sistematis

Syarat data untuk penelitian :
v  Valid (derajat ketepatan)
v  Reliabel (derajat konsistensi/keajegan)
v  Objektif (interpersonal agreement)
Data yang valid maka reliabel dan objektif, tetapi tidak sebaliknya.

Data valid diperoleh dengan cara :
v  Menggunakan instrumen penelitian yang valid.
v  Mengunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya.
v  Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat/benar.

Data reliabel diperoleh dengan cara :
v  Menggunakan instrumen penelitian yang reliabel.

Data objektif diperoleh dengan cara :
v  Menggunakan sampel atau sumber data yang besar (jumlahnya mendekati populasi).

Jenis data menurut sifatnya :
1.      Data kualitatif
2.      Data kuantitatif
v  Data diskrit / nominal
v  Data kontinum
-          data ordinal
-          data interval
-          data rasio

Tujuan Penelitian, secara umum :
  1. Penemuan
  2. Pembuktian
  3. Pengembangan

Kegunaan Penelitian, secara umum :
  1. Memahami masalah
  2. Memecahkan masalah
  3. Mengantisipasi masalah
JENIS / RAGAM PENELITIAN
A.    Menurut Fungsi / Kedudukan
1.      Penelitian Akademik (Mahasiswa S1, S2, S3), ciri/penekanan :
·         Merupakan sarana edukasi
·         Mengutamakan validitas internal (cara yang harus benar)
·         Variabel penelitian terbatas
·         Kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang (S1, S2, S3)
2.      Penelitian Profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni), ciri/ penekanan :
·         Bertujuan mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni.
·         Variabel penelitian lengkap
·         Kecanggihan analisis disesuaikan kepentingan masyarakat ilmiah
·         Validitas internal (cara yang benar) dan validitas eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan
3.      Penelitian Institusional (perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan), ciri/penekanan :
·         Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan
·         Mengutamakan validitas eksternal (kegunaan)
·         Variabel penelitian lengkap (kelengkapan informasi)
·         Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan.

B.     Menurut Kegunaan
1.      Penelitian Murni (Pure Research) / Penelitian Dasar
Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
2.      Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian yang kegunaannya diarahkan dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.

C.    Menurut Tujuan
1.      Penelitian Eksploratif
Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
2.      Penelitian Pengembangan
Bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru atau yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif dan efisien.

3.      Penelitian Verifikatif
Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/ sebelumnya.
4.      Penelitian Kebijakan
Penelitian yang dilakukan suatu institusi/lembaga dengan tujuan untuk membuat langkah-langkah antisipatif guna mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di kemudian hari.

D.    Menurut Pendekatan
1.      Penelitian Longitudinal (Bujur)
Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek penelitian tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
2.      Penelitian Cross-Sectional (Silang)
Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus).

E.     Menurut Tempat
1.      Penelitian Laboratorium
Eksperimen, tindakan, dll
2.      Penelitian Perpustakaan
Studi dokumentasi (analisis isi buku, penelitian historis, dll).
3.      Penelitian Kancah / Lapangan
Survei, dll.

F.     Menurut Kehadiran Variabel
Variabel = hal-hal yang menjadi objek penelitian yang nilainya belum spesifik (bervariasi).
1.      Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya sudah ada tanpa proses manipulasi (data masa lalu dan sekarang).

2.      Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).

G.    Menurut Tingkat Eksplanasi
1.      Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu variabel secara mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel dengan variabel lainnya.
2.      Penelitian Komparatif
Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda.
3.      Penelitian Asosiatif
Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena.

DASAR TEORI PULSE AMPLITUDO MODULATION ( PAM )

DASAR TEORI PULSE AMPLITUDO MODULATION ( PAM )

Konversi sinyal analog menjadi sinyal digital dibagi menjadi 3 bagian penting
yaitu:

1. Sampling
Merupakan proses pencuplikan dari sinyal informasi yang akan diproses. Frekuensi sinyal sampling menurut aturan Nyquist adalah sebesar 2 fm, dengan fm adalah sinyal informasi yang akan disampling

2. Quantizing
Merupakan proses penghargaan suatu sinyal yang sudah disampling dengan membawa sinyal tersebut pada penghargaan bit-bit biner yang dibutuhkan.

3. Encoding
Merupakan proses pengubahan kode-kode biner menjadi kode-kode tertentu sesuai dengan aplikasi dari sinyal digital yang dimaksud

Pada sebuah proses sampling bisa dilakukan dengan menggunakan dua jenis sinyal yaitu pulsa maupun impulse. Modulasi dengan sinyal PAM ini merupakan proses pendigitalisasian sinyal dengan input sinyal berupa pulsa.

Pembentukan sinyal PAM pada proses digitalisasi menggunakan pulsa merupakan langkah pertama dengan cara membangkitkan sinyal pulse dari pulse generator dengan mengatur lebar pulse (To) secara diskret. Namun selanjutnya perlu dipahami bahwa ternyata bentuk sinyal PAM yang dihasilkan adalah:

·         Sinyal PAM adalah berbentuk diskrete pada kawasan waktu dan kontinue Levelnya
·         Sinyal PAM bentuknya tidak murni sinyal analog dan juga tidak murni berbentuk sinyal digital

Dalam praktiknya pada komunikasi digital, sinyal PAM kurang disukai karena bentuk karakteristik sinyalnya menyebabkan sinyal ini tidak tahan terhadap error karena faktor kekontinuitasanya. Pada dasarnya, bentuk umum dari sebuah sinyal PAM adalah
merupakan perkalian dari sebuah sinyal sinus kontinue S(t) dengan sebuah sinyal pulsa
disekret Sp(t) dengan:

S(t) = A cos (2?fs t)
SPAM (t) = k s(t) sp (t) di mana:



K = konstanta pengali
S(t) = sinyal informasi kontinue
Sp(t) = sinyal pulse diskret

Pada sebuah blok diagram PAM Modulator, akan terdiri dari bagian Low Pass Filter yang akan melewatkan frekuensi di bawah 3,4 Khz dan bagian Sampler yang akan menjumlahkan sinyal informasi hasil pemfilteran dengan sinyal pulsa yang dibangkitkan dari generator pembangkit pulsa (G) yang ada di bagian bawah. Bagian lain yang ada pada sebuah PAM Modulator adalah bagian Hold yang akan memproses sinyal hasil sampling menjadi sinyal tercuplik yang dimemory serta bagian sinkronisasi clock yang terhubung ke masing-masing bagian trainer. Antara bagian modulator PAM dengan bagian Demodulator PAM haruslah sinkron frekuensi clock satu sama lain.

Pada sebuah blok diagram PAM Demodulator, akan terdiri dari bagian yang lebih sederahana karena hanya terdiri dari saklar komutator ( pemutar) dan bagian low pass filter. Keluaran dari bagian Modulator PAM berupa sinyal PAM akan dipilih oleh saklar komutator jika input masukanya banyak. Hasil sinyal keluaran dari saklar komutator masih sama dengan hasil Modulator PAM. Sedangkan pada bagian output LPF, sinyal termodulasi PAM akan difilter sehingga keluaranya akan sama dengan sinyal masukan dari AFG.

Salah satu metode pendigitalisasian sinyal adalah dengan menggunakan sistem PCM (Pulse Code Modulation) selain dengan metode Delta Modulator yang jarang digunakan. Pada sebuah sistem PCM input sinyal berupa sinyal analog yang diproses terlebih dahulu dengan Pulse Amplitude Modulation untuk mengubah sinyal analog kontinue dari AFG menjadi sebuah sinyal digital diskret melalui proses Sampling and Hold. Hasil ini kemudian dilanjutkan dengan proses Quantizing dan encoding pada sisiPCM Modulator. Quantizing yang digunakan di sini menggunakan 8 level quantizing yang dihasilkan oleh Analog to Digital Converter pada PCM Modulator.
Semakin tinggi level Quantizing pada sebuah PCM maka semakin bagus proses penghargaan sebuah sinyal analog yang akan didigitalisasi. Namun bila level penghargaan terlalu tinggi akan menyebabkan bit-bit yang dihasilkan akan terlalu lebar sehingga boros Bandwitdth.

Pada sisi PCM Modulator, input sinyal PAM berupa sinyal pulsa diskret akan diubah menjadi sinyal impulse diskret dengan menggunakan ADC ( Analog to Digital Converter). Hal ini bisa dilakukan karena pada sisi PCM Modulator ada proses synkronisasi dari pulsa digital menjadi impulse pada bagian bawah trainer. Output PCM Modulator akan menjadi input bagi PCM Demodulator yang akan mengubah bentuk impulse diskret menjadi bentuk pulse tersampling. Output Pulse tersampling ini selanjutnya akan menjadi input bagi PAM Demodulator dan melalui proses LPF maka sinyal pulse tersampling tersebut akan diubah dalam bentuk sinyal aslinya seperti pada bagian output AFG.

Pada bagian Sampling PAM Modulator, generator sinyal pulsa akan dibangkitkan dengan mengatur frekuensi sampling dan nilai . Nilai merupakan perbandingan antara periode sinyal bagian atas dengan periode sinyal keseluruhan bagian bawah. Jika nilai frekuensi sampling fp diambil terlalu kecil maka akibatnya sinyal informasi yang akan disampling tidak terwakili semuanya, akibatnya hasil keluaran sinyal PAM menjadi cacat. Pada bagian PAM demodulator, akan mengakibatkan peristiwa Aliasing, di mana spektrum masing-masing sinyal akan saling bertabrakan. Bila frekuensi sampling diambil terlalu besar akan mengakibatkan level bandwidth yang terlalu besar untuk ditransmisikan.

PENGERTIAN NAVIGASI DAN ILMU DALAM DUNIA PENERBANGAN

PENGERTIAN NAVIGASI DAN ILMU DALAM DUNIA PENERBANGAN

ADF Bearing Station


Cara kerja           : pada sistem ADF bearing station, kepala pesawat dianggap selalu menghadap ke arah utara. Bearing Indicator yang terdapat di pesawat menampilkan arah Bearing suatu radio station relative terhadap arah hidung pesawat.

Navigasi adalah seni dan ilmu pengetahuan untuk berpindah dari titik A ke titik B dalam waktu yang paling singkat tanpa kehilangan arah

A. Tipe navigasi yang digunakan oleh pilot dipengaruhi banyak hal :
·      Kemana pilot akan pergi
·      Berapa lama penerbangan akan berlangsung
·      Kapan pesawat akan berangkat
·      Tipe pesawat yang akan terbang
·      Alat navigasi yang digunakan
·      Penilaian pilot
·      Cuaca

B. Untuk bernavigasi pilot membutuhkan :
·      Titik keberangkatan
·      Titik tujuan
·      Arah perjalanan
·      Jarak yang ditempuh
·      Kecepatan pesawat
·      Kapasitas bahan bakar pesawat
·      Berat dan informasi keseimbangan pesawat

C. Radio Navigasi :
·      Automatic Direction Finder (ADF)
·      Very High Frequency Omni-directional Range (VOR)
·      Distance Measuring Equipment (DME)
·      Instrument Landing System (ILS)
·      LORAN-C

D. Kemajuan dalam Navigasi :
·      Inertial Navigation System (INS)
·      Global Positioning System (GPS)
·      Differential GPS (DGPS)


E. Peralatan Navigasi  :
·      Non Directional Beacon (NDB)
·      Distance Measuring Equipment (DME)
·      Very High Frequency Omni Range (VOR)
·      Instrument Landing System ( ILS )

F. Peralatan Pengamatan
·      Primary Surveillance Radar (PSR);
·      Secondary Surveillance Radar (SSR);
·      ATC Automation System (ADPS, RDPS)

Non Directional Beacon (NDB)
Non Directional Beacon (NDB) adalah fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi rendah (low frequency) dan  dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan bandar udara sesuai fungsinya. NDB bekerja pada band frekuensi LF dan MF, yaitu pada frekuensi 193 KHz sampai dengan 535 KHz


Jenis NDB :
·      Low Range ( LR)
Daerah cakupan (coverage range) antara 50 NM sampai dengan 100 NM (1 NM = 1.853 km) dengan daya pancar  antara 50 watt sampai dengan 100 watt.      
·      Medium Range ( MR )
daerah  cakupan antara 100 NM sampai dengan 150 NM dengan daya pancar antara 100 watt sampai dengan 1000 watt
·      High Range( HR )
daerah cakupan (coverage range) antara 150 NM sampai dengan 300 NM atau lebih dengan daya pancar  antara 1000 watt sampai dengan 3000 watt.

Fungsi NDB :
·      Homing : Stasiun NDB yang dipasang di dalam lingkungan bandar udara dan dioperasikan untuk memandu penerbang dalam mengemudikan pesawat udara menuju lokasi bandar udara.
·      En-Route : Stasiun NDB yang dipasang di luar lingkungan bandar udara pada suatu lokasi tertentu dan dioperasikan untuk memberikan panduan kepada pesawat udara yang melakukan penerbangan jelajah di jalur penerbangan yang terdapat Blank Spot.
·      Holding : Stasiun NDB yang dipasang di luar atau di dalam lingkungan bandar udara dan digunakan untuk memandu penerbang yang sedang melakukan holding yaitu mengunggu antrian dalam pendaratan yang diatur dan atas perintah pengatur lalu-lintas udara/controler.
·      Locator : Stasiun NDB  yang dipasang pada perpanjangan garis tengah landasan pacu guna memberikan panduan arah pendaratan kepada penerbang pada saat posisi pesawatnya berada di kawasan pendekatan untuk melakukan pendaratan.

VHF Omnidirectional Range  (VOR)
VHF Omnidirectional Range (VOR) adalah fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekwensi radio

Fungsi VOR :
·      Homing
·      En-Route
·      Holding

Distance Measuring Equipment (DME)
Distance Measuring Equipment (DME) adalah alat bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan/informasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju .

Radar
Radar sebagai peralatan pengamatan berfungsi memberikan informasi yang akurat kepada pemandu lalu lintas udara berupa : jarak, azimuth, ketinggian, identifikasi dan keadaan darurat
Radar merupakan peralatan Bantu untuk mendeteksi sesuatu / benda yang sangat jauh dan tidak terjangkau oleh penglihatan manusia

Alat Bantu pendaratan
Instrument Landing System ( ILS ) .
ILS berfungsi untuk memberikan tuntunan  ( guidance ) kepada pesawat terbang dalam posisi Final Approach menuju landasan. Dengan bantuan ILS, pilot dapat mendaratkan pesawat terbangnya dengan berpedoman pada indicator – indicator di pesawat yang menerima sinyal – sinyal dari peralatan ILS.