I. Definisi & Prinsip Dasar
Telekomunikasi
I.1 Definisi Telekomunikasi
Pengertian dari kata Telekomunikasi
dapat dilihat sebagai berikut :
Tele : jauh
Komunikasi : penyampaian informasi atau hubungan antara satu simpul
dengan simpul yang lainnya.
Telekomunikasi : penyampaian
informasi atau hubungan antara satu simpul dengan simpul yang lainnya yang
berjarak jauh.
Berdasarkan pengertian tersebut
bagaimanakah jika ada hubungan komunikasi namun berjarak dekat, apakah dapat
disebut dengan telekomunikasi. Juga apakah jika ada komunikasi jarak jauh
seperti orang yang berteriak disebut telekomunikasi?
Sehingga definisi sesungguhnya dari telekomunikasi
adalah :
Telekomunikasi : penyampaian informasi atau hubungan antara
satu simpul dengan simpul yang lainnya dengan mempergunakan bantuan peralatan
khusus.
Contoh:
Telepon, TV dsb
Disini
terlihat bahwa hubungan itu tidak harus jauh (meskipun ada perkataan TELE)
dekatpun bisa. Tidak harus berupa peralatan khusus (listrik) lainnyapun bisa.
Contoh: asap, bendera, genderang, dsb.
Selain
itu, harus pula dapat dibedakan antara telekomunikasi dengan komunikasi
walaupun keduanya saling berhubungan. Perbedaannya dapat dilihat dari ilmu
pengetahuan yang mempelajarinya.
Ilmu Pengetahuan tentang
Telekomunikasi : ilmu yang mempelajari tentang
penyampaian informasi dengan bantuan peralatan listrik.
Ilmu Pengetahuan tentang
Komunikasi : ilmu yang mempelajari seluruh aspek penyampaian informasi.
I.2 Konsep Dasar
Telekomunikasi
One Way System : dimana kedua belah pihak
salah satu dapat saling berbicara atau mendengar.
Contoh : baby alarm
Two Way System :
dimana kedua belah pihak dapat saling berbicara dan
mendengar.
Cara Kerja : Suara diubah
menjadi sinyal listrik oleh micropon, sinyal-sinyal ini disalurkan melalui
kabel, diperkuat oleh amplifier dan diubah kembali menjadi suara yang
dipancarkan oleh loudspeaker.
Masalah-masalah yang timbul pada telekomunikasi :
1.
Masalah terminal
2.
Masalah transmisi
3.
Bagaimana menyambungkan
terminal-terminal tersebut dan bagaimana mengontrol atau mengendalikan
penyambungan dari terminal-terminal tersebut.
Prinsip Dasar dari Telekomunikasi : dua buah terminal yang dihubungkan oleh saluran transmisi.
I.3 Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi terdiri
dari bermacam-macam bentuk tergantung dari :
-
Terminalnya
-
Macam informasinya
Jaringan telekomunikasi terbesar
didunia adalah Telepon, karena memerlukan banyak switching dan terminal.
Bentuk dasar dari jaringan
telekomunikasi :
-
Jaringan mata jala
-
Jaringan bintang
Jaringan Mata Jala
Terbagi atas dua jenis :
-
Jaringan sebuah mata jala (single mesh network)
Suatu
bentuk jaringan dimana jumlah salurannya diantara terminal dikurangi seminimal
mungkin, hingga menjadi8 satu mata jala saja.
Jumlah
seluruh saluran (b) pada jaringan bentuk ini :
-
Jaringan
mata jala penuh (fully mesh
network)
Setiap
terminal disambungkan langsung dengan terminal lainnya.
Jumlah
seluruh saluran pada jaringan bentuk ini :
b = ½ n (n – 1)
-
Jaringan bintang
(star network)
Disini
jumlah saluran berkurang menjadi sama dengan:
b = n – 1
BAB II Informasi
Sistem
telekomunikasi dibatasi kemampuannya oleh:
1.
Power dari signal yang tersedia
2.
Latar belakang noise yang tidak
dapat dielakkan
3.
Keharusan membatasi bandwidth
Sebelum
tahun 1940 penelitian mengenai telegrafi dilakukan oleh Nyquist dan Hartley.
Setelah
Perang Dunia II dilakukan oleh :
1.
Nobert Wiener (1949)
Telah
mengembangkan konsep baru yang sampai sekarang masih tetap dipakai.
Wiener
meneliti dengan cara : Jika diketahui suatu signal kemudian ditambahkan dengan
noise yang ada, lalu bagaimanakah kita memperkirakan keadaan signal tersebut
pada waktu sebelum dan sesudah diterima.
Penelitian
ini dilakukan pada ujung penerima saja. Teori ini disebut sebagai “Detection Theory”.
2.
Claude Shannon (1948)
Bekerja
sesuai dengan prinsip dari komunikasi, dimana signal processing dapat terjadi
baik pada penerima maupun pada pengirim.
Shannon
meneliti dengan cara : Jika diketahui
suatu berita, lalu diteliti bagaimana berita tersebutdapat terwakilkan
sedemikian rupa sehingga dapat membawa informasi melalui suatu sistem yang
diberikan dengan keterbatasan-keterbatasannya.
Dengan
cara ini yang dipentingkan bukan signalnya, melainkan informasinya yang
terkandung didalam signal tersebut.
Pendekatan
ini disebut sebagai “Teori Informasi”.
Teori
informasi adalah suatu pelajaran matematik yang terbagi menjadi 3 bagian konsep
dasar, yaitu:
1.
Pengukuran dari informasi
2.
Kapasitas saluran komunikasi
untuk menyalurkan informasi
3.
Penyandian (coding) sebagai
cara untuk mendayagunakan saluran agar dapat berkapasitas penuh.
2.1 Simbol
dan Nilai Informasinya
Teori informasi mendapatkan penghargaan yang layak setelah
diterbitkannya makalah dari E.C Shannon
yang berjudul “A Mathematical Theory Of
Communication” pada tahun 1948 yang memberikan standard performansi yang
absolut serta faktor-faktor yang membatasi performansi tersebut.
Usaha untuk mengukur kwantitas yang terkandung dalam suatu
informasi/berita dikemukakan oleh R.V Hartley pada tahun 1928 yang menyarankan
agar kwantitas ini dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya berita. Berita yang
sudah pasti akan terjadi, pasti bukan merupakan berita lagi, sehingga nilai
informasinya sama dengan nol.
Informasi diwakili oleh simbol-simbol, dimana jika “p” adalah kemungkinan terjadinya suatu
simbol maka nilai informasinya didefinisikan sebagai berikut:
Menurut
Hartley:
- log p [Hartley]
Menurut
Shannon:
-log2 p
[bit]
2.2 Entropy Sumber Berita
Jika suatu sumber berita menghasilkan dua simbol dengan kemungkinan
masing-masing p1 dan p2 .
(dimana
p1 + p2 = 1), maka
nilai informasinya rata-rata per simbol dapat dihitung dengan mengambil suatu
berita yang panjangnya “N” simbol dan
menghitung seluruh nilai informasinya yang dikandungnya sebagai berikut:
Simbol
|
Jumlah Simbol Dalam Berita
|
Nilai Informasi Setiap Simbol
|
Jumlah Nilai Informasi
|
I
|
Np1
|
- log2 p1
|
- Np1 log2 p1
|
II
|
Np2
|
- log2 p2
|
- Np2 log2 p2
|
Dengan demikian, jumlah nilai informasi untuk keseluruhan (N) simbol adalah :
- Np1 log2 p1 -
Np2 log2 p2
Entropy sumber berita didapatkan:
H = - p1 log2 p1 – p2
log2 p2 [Bit/simbol]
Jika sumber berita
menghasilkan ‘n’ simbol yang berbeda
dengan kemungkinan masing-masing p1,
p2,……. pn
H = S - p1 log2 p1
2.3 Kapasitas Saluran
Kalau H adalah entropy sumber berita dan B adalah jumlah simbol yang
dihasilkan setiap detik maka ‘source
rate’ atau laju volume informasi adalah
HB bit/detik.
Kalau C merupakan kapasitas saluran, yaitu laju informasi maksimum
yang dapat ditransmisikan melalui saluran tersebut, maka teori Shannon dapat
dirumuskan sebagai berikut :
“ Apabila HB lebih kecil dari C maka dapat dicari suatu cara
penyandian sedemikian rupa sehingga informasi dapat ditransmisikan dengan
kesalahan yang berarti “.
Shannon dapat merumuskan C jika bandwidth dan S/N saluran diketahui.
( S/N = Signal to noise ratio yang menentukan
kwalitas dari telekomunikasi.
Dalam teori pencuplikan (sampling) disebutkan bahwa saluran yang
memiliki bandwidth W Hz sanggup mentransmisikan cuplikan-cuplikan yang
frekuensinya 2W cuplikan per detik. Misalkan bahwa setiap cuplikan dapat
mengambil salah satu dari m tingkat (level) yang sama kemungkinannya. Saluran
tadi, dengan demikian akan sanggup mentransmisikan informasi dengan laju:
C = 2W log2 m bit/detik
Keterbatasan dalam saluran komunikasi biasanya secara dominan
dipengaruhi oleh hadirnya derau. Untuk derau yang yang bersifat putih (white
noise) dengan distribusi normal, Shannon telah menurunkan bahwa kapasitas
saluran menjadi:
C = W log2 (1 +
S/N) bit/detik
Dimana W adalah bandwidth saluran dan S/N adalah signal to noise
ratio. Secara formal rumus diatas diikat oleh syarat-syarat sebagai berikut ini
:
-
Kecepatan maksimum tadi (C)
akan menghasilkan kesalahan transmisi yang tak berarti apabila dipakai cara
penyandian yang tepat.
-
Teknik penyandian menghendaki
agar informasi dikirim dalam blok-blok yang panjang memakai gelombang yang
menyerupai derau.
-
Derau dalam saluran bersifat
putih dengan distribusi normal.
BAB III Terminal
Terminal adalah suatu electrical interface antara suatu saluran
dengan sumber berita, meskipun interface ini tidak memproduksi signal-signal
itu sendiri.
Terminal yang tergantung dari signal
yang akan disalurkan untuk dikirimkan adalah sebagai berikut:
1.
Terminal untul penyaluran
signal-signal suara, yaitu:
- Radio
penerima
-
Telepon
2.
Terminal untuk penyaluran signal-signal
tulisan, yaitu:
-
Telegrafi
-
Teleprinter
3.
Terminal untuk penyaluran
signal-signal gambar, yaitu:
-
Facsimile
-
Televisi
4.
Terminal untuk penyaluran
signal-signal data, yaitu:
- Modem
3.1 Terminal untuk Suara
3.1.1
Radio Penerima
Radio penerima adalah suatu terminal untuk menerima signal-signal
suara. Namun dapat juga untuk menerima signal-signal yang berbentuk tulisan,
gambar maupun data. Jadi radio penerima juga menerima penyaluran segala macam
bentuk signal, karena radio penerima ini dalah suatu peralatan untuk menerima
segala macam signal yang dikirimkan melalui udara.
Radio penerima ini harus mempunyai
karakteristik-karakteristik tertentu yang menentukan kwalitas dari radio
penerima tersebut. Karakteristik itu adalah :
1.
Sensitivitas
Adalah
kemampuan dari suatu radio penerima untuk menangkap signal-signal yang kuat
maupun yang lemah sampai didapatkan daya output tertentu (standard) pada output
penerima tersebut.
2.
Selektivitas
Adalah
kemampuan radio penerima untuk membedakan antara signal yang diinginkan dengan
signal-signal lain yang berdekatan. Berarti hanya menerima signal dengan
frekwensi band yang tertentu. Selektivitas ini dapat diperbaiki dengan Band
Pass Filter.
3.
Fidelitas
Adalah
kemampuan radio penerima untuk menjaga keaslian informasi yang dikirimkan oleh
pengirim signal.
Pesawat penerima radio siaran dapat digolongkan menjadi dua golongan
besar yaitu:
1.
Straight Amplification Receiver
2.
Superheterodyne Receiver
·
Straight Amplification Receiver
Cara
kerja:
Gelombang elektromagnetik diterima oleh antena kemudian oleh tuning
circuit gelombang yang diperlukan akan dipisahkan atau diseleksi dari
gelombang-gelombang lainnya yang tidak diperlukan. TC merupakan suatu rangkaian
filter yang frekwensi resonansinya sama dengan frekwensi yang diterima. Karena
gelombang yang diterima ini besarnya hanya beberapa mV saja, maka perlu
diperkuat oleh Radio Frequency Amplifier, yang tujuannya selain memperkuat juga meredam
gelombang-gelombang lainnya yang datangnya dari pemancar lain yang masih
tercampur dalam gelombang tadi. Kemudian gelombang yang masih termodulasi ini
oleh Detector di demodulasikan, yaitu dipisahkan antara gelombang yang
memodulasikan yaitu informasi yang dikirim dengan gelombang yang dimodulasikan
yaitu gelombang pembawa. Setelah gelombang mempunyai frekwensi sebesar audio
kemudian diperkuat dengan Audio Frequency Amplifier, yang disalurkan ke
Loudspeaker untuk dirubah menjadi gelombang akustik.
Pada sistem ini banyak timbul gangguan-gangguan tidak stabil,
sehinnga outputnya juga terdistorsi. Sebagai perbaikan dari sistem ini adalah
jenis superheterodyne receiver.
Superheterodyne
Receiver
Cara Kerja:
Gelombang diterima oleh antena kemudian diperkuat dahulu oleh Radio-Frequency Amplifier kemudian dicampur
dengan suatu frekwensi fo di dalam suatu Mixer, maka akan
didapatkan superposisi dari fr dengan fo (oleh karena itu disebut superheterodyne).
Hasilnya adalah gelombang dengan frekwensi
baru yaitu fr + fo dan
fr - fo disamping fr itu sendiri. Gelombang dengan
frekwensi fr - fo ini disebut intermediate frekwensi.
Pada IF akan mendapatkan suatu gelombang
yang lebih stabil, yang merupakan modulated wave dengan frekwensi pembawa yang
lebih kecil dari fr.
Sistem ini untuk radio penerima siaran yang mempunyai modulasi
amplitudo (AM) sedangkan jika modulasinya adalah Frequency Modulation (FM) maka
pada dasarnya hampir sama seperti pada blok diagram dibawah ini:
Dibandingkan dengan radio penerima siaran untuk AM, maka radio
penerima siaran untuk FM mempunyai tambahan komponen yaitu limiter dan
pemakaian discriminator frekwensi sebagai ganti dari discriminator amplitudo
limiter untuk membatasi perubahan tegangan yang timbul oleh bermacam-macam hal
misalnya interface dan internal receiver noise. Selain itu perbedaan-perbedaan
yang lain adalah jumlah IF amplifier pada FM biasanya lebih banyak karena
signalnya disini lebih lebar dibandingkan AM.
3.1.2 Telepon
Telepon adalah suatu bentuk terminal untuk menerima dan mengirimkan
signal suara atau signal yang berbentuk
gelombang akustik. Batas frekwensi suara manusia adalah dari 300 Hz – 3,4 KHz.
Amplitudo menentukan kekerasan suara atau loudness. Kekerasan suara adalah
besarnya kebisingan suara yang diakibatkan oleh amplitudo dari suara itu
sendiri yang ditangkap oleh telinga manusia. Satuan unit untuk menentukan
kekerasan suara ini adalah sone. Dimana 1 sone didefinisikan sebagai kekerasan
suara dari tone dengan frekwensi 1000 Hz pada level intensitas suara 40 dB.
Kekerasan suara sebesar 0,0001 sone atau 1msone adalah batas ambang pendengar
manusia. Selain itu dipakai juga satuan Phon. Dimana 1 phon adalah level
kekerasan suara untuk suatu tone dengan frekwensi 1000 Hz pada level intensitas suara 1 dB.
Level kekerasan suara (Loudness Level) :
LL = 10 log I /10-12 phon
Dimana I = intensitas suara dalam watts/m2.
·
Tranducer
Tranducer adalah alat untuk mengubah suatu bentuk gelombang menjadi
suatu bentuk lainnya yang tertentu yang sesuai dengan kebutuhan. Pada sistem
telepon, tranducernya adalah electro-accoustical tranducer yaitu alat yang
mengubah gelombang akustik menjadi gelombang listrik dan sebagainya. Tranducer
pada sistem telepon dibagi dua yaitu :
-
Mikropon : tranducer yang mengubah gelombang akustik
menjadi gelombang listrik.
-
Telepon : Tranduceryang mengubah gelombang listrik
menjadi gelombang akustik.
·
Mikropon
Dilihat
dari prinsip kerjanya maka macam-macam mikropon misalnya :
-
Mikropon arang
-
Mikropon kondensator
·
Telepon
Dilihat
dari prinsip kerjanya, maka ada bermacam-macam telepon, misalnya:
-
Elektro magnetis
Jika
arus listrik dari mikropon mengalir ke magnet kumparan, medan magnet akan
dibangkitkan yang menimbulkan gaya yang akan menarik membran. Getaran membran
ini akan memproduksi gelombang suara.
-
Elekro dinamis
Prinsip
kerjanya yaitu dengan adanya arus listrik yang berubah menyebabkan perubahan
medan listrik yang akan berinteraksi dengan magnet permanen. Sehingga membran
keluar dan kedalam sesuai dengan frekwensi dari arus listrik yang diberikan dan
akan menimbulkan getaran akustik dari membran
3.2 Terminal untuk Tulisan
Terminal untuk tulisan informasi yang dikirimkan dan yang diterima
berbentuk tulisan atau huruf-huruf. Tiap-tiap huruf-huruf diwakili oleh kombinasi
dari simbol-simbol tertentu.
3.2.1 Telegrafi
Sistem telegrafi diwakili oleh kode-kode yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
·
Kode Morse
Merupakan
kombinasi dari kedua elemen-elemen titik-titik dan garis-garis.
·
Kode Undulator
Kode
ini dikembangkan untuk komunikasi yang menggunakan kabel laut. Kode ditentukan
dengan plus, minus, dan nol sertamempunyai kombinasi yang sama dari arus-arus
panjang dan pendek seperti kode morse.
·
Kode Telegrap Printing
Kode
ini digunakan oleh teleprinter.
·
Kode Transmisi Data
Kode ini
dipakai untuk transmisi data. Kode transmisi data seperti ASCII, BCD, EBCDIC.
Sistem pengiriman informasi
yang dipakai di Amerika Serikat dan beberapa hasil industri adalah sebagai
berikut:
·
Full Duplex
Jika ada
kemungkinan pengiriman kedua belah arah secara bersamaan.
·
Half Duplex
Jika ada
kemungkinan pengiriman kedua arah akan tetapi pada satu saat hanya dapat
mengirim ke satu arah saja.
·
Simplex
Jika
hanya dapat mengirim kesatu arah saja.
Dari
kode morse yang dikirimkan, telegrafi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
·
Telegrafi arus searah
·
Telegrafi arus bolak-balik
3.2
Terminal untuk Gambar
Terminal untuk gambar dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:
-
Gambar diam
-
Gambar bergerak
3.3.1 Facsimile
Prinsip kerja dari pengiriman gambar diam dari facsimile adalah:
Cara
Kerja:
Gambar yang akan dikirim ditempelkan mengelilingi sebuah drum D.
Sumber cahaya yang melewati lensa akan menyinari gambar tersebut.
Refleksi sinar ini akan diterima oleh PEC (Photo Electric Cell).
Dengan berputarnya Drum, sinar direfleksikan akan berubah-ubah intensitasnya
sesuai warna gambar yang disinari. Arus dari photocell akanberubah-ubah sesuai
dengan perubahan intensitas yang diterima. Seluruh bagian gambar akan kena
diraba (scanning).
3.2.2
Televisi
Prinsip dasar dari facsimile kemudian dikembangkan menjadi prinsip
dasar dari sistem televisi. Bedanya ialah pada televisi gambar yang dikirimkan
adalah gambar bergerak.
Untuk menimbulkan kesan “gambar hidup”, maka diperlukan pergantian
gambar sebanyak 25 gambar perdetik detik.
Jadi satu gambar mempunyai waktu diperlihatkan selama 1/25 detik. Pada
televisi sinkronisasi juga sangat penting untuk mensinkronisasikan waktu
kecepatan dan fasa dari perabaan.
Komponen dasar pemancar dan penerima televisi
Blok diagram dari pemancar televisi :
Pulsa-pulsa sinkronisasi yang
diberikan ke sinyal gambar (video) juga diperlukan untuk dasar waktu bagi
proses perabaan yang dipakai pada camera.
Dua buah
gelombang pembawa berfrekwensi radio (radio frequency carrier), dipergunakan untuk
dimodulasikan oleh sinyal suara dan untuk dimodulasikan oleh sinyal
gambar. Kedua gelombang pembawa yang
sudah dimodulasikan ini kemudian disatukan sebelum dipancarkan lewat antena
pemancar.
Blok diagram dari
penerima televisi :
Filter dan amplifier disambungkan dengan antena yang merupakan tuned
circuityang gunanya untuk memilihchannel pemancar yang dibutuhkan.
Sinyal radio frekwensi diproses didalam demodulator yang terdiri
dari tiga macam sinyal yaitu:
1.
Sinyal suara yang kemudian
diperkuat dan disalurkan ke loudspeaker.
2.
Sinyal gambar, yang sesuai
dengan output dari camera, yang dipergunakan untuk mengendalikan arus pada
electron beam dari cathode ray tube (CRT)
3.
Pulsa-pulsa sinkronisasi yang
dipisahkan dari sinyal gambar dan dipergunakan untuk mengendalikan oscilator
yang berhubungan dengan proses perabaan.
3.4
Terminal untuk Data
Sesuai dengan namanya maka informasi yang dikirimkan berupa
data-data. Data-data ini dapat berupa tulisan, grafik maupun gambar-gambar.
Pada terminal untuk data, informasi yang dikirimkan akan diproses atau diolah
sehingga akan diterima oleh terminal yang dituju adalah hasil dari pengolahan
atau pemrosesan informasi. Pusat pengolahan data dapat disebut juga dengan
komputer. Konfigurasinya dapat terlihat sebagai berikut:
Blok diagram tersebut dapat diperinci lagi, dimana komputer
itu terdiri dari bagian-bagian lainnya, seperti dibawah ini:
·
Main Storage adalah suatu
ingatan utama yaitu untuk menyimpan segala macam informasi yang diperlukan
untuk mengolah data.
·
Ingatan utama ini dapat dibantu
oleh ingatan tambahan yang disebut dengan auxiliary storage, dan ini dapat
berupa pita magnetik, piringan (disk) dan sebagainya.
·
CPU adalah otak dari sistem
komputer ini, yaitu suatu alat yang menghitung dan memproses informasi yang masuk
maupun yang disimpan dalam storage yang disebut diatas.
·
Control Unit adalah suatu unit
untuk mengatur atau mengendalikan urutan tugas didalam sistem ini.
·
Input/Output ini adalah yang
disebut sebagai terminal dari data.
0 comments:
Post a Comment