Tuesday 17 July 2012

PENINGKATAN KAPABILITAS AKSES PADA PT. TELKOM INDONESIA, TBK

Sebagai konsekuensi perubahan besar-besaran portofolio layanannya ke arah layanan berbasis TIME, TELKOM memberikan perhatian dan upaya yang ekstra terkait pengembangan kapabilitas akses. Kebijakan TELKOM tentang rencana pengembangan akses pita lebar antara lain menyebutkan bahwa kapasitas true broadband (yakni akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps) yang di tahun 2010 diperkirakan hanya mencapai 21% saja, di tahun 2015 akan berkembang menjadi 85%. Saat ini, sebagian besar jaringan akses yang ada masih didominasi kecepatan 1-4 Mbps dan di bawahnya dengan porsi 79%. 

Menurut Muhammad Awaluddin, semakin besar kapasitas jaringan akses, semakin besar pula kemampuan jaringan tersebut untuk mengakomodasi berbagai layanan dan aplikasi, termasuk layanan berbasis triple play services yang terdiri dari Data (Internet atau Intranet), Voice dan Video (Interactive TV dan Multimedia). 

Akses pita lebar 4 Mbps yang dilayani dengan teknologi DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) baru mampu memberikan layanan Internet dan Warnet berkecepatan 512 Kbps. Sedangkan akses pita lebar 20 Mbps yang dilayani teknologi MSAN (Multi-Service Access Node) sudah mampu memberikan layanan Triple Play. Akses 20 Mbps juga mampu mengakomodasi layanan-layanan lain seperti ISDN PRA/BRA, VPN IP, TelkomLink, dan Leased Circuit. 

Akses pita lebar 100 Mbps yang menggunakan teknologi GPON (Gigabyte Pasive Optical Network) tentu memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi lagi. Akses dengan kecepatan setinggi itu bisa mengakomodasi berbagai kebutuhan layanan sekelas Enterprise Solution, Business Solution, Internet Service Provider/Other Liason Operators, Mobile Backhaul, dan lain-lain. 

Keseriusan TELKOM untuk membangun infrastruktur yang handal di level jaringan akses tak lepas dari grand scenario TELKOM Super Highway yang dicanangkan Dirut TELKOM Rinaldi Firmansyah pada tanggal 30 November 2009 di depan Presiden Republik Indonesia. 


Pada TELKOM Super Highway dibangun jaringan akses di antaranya MSAN, GPON dan softswitch yang akan membentuk Next Generation Nationwide Broadband Network (NG-NBN), sehingga dimungkinkan tersedianya layanan TIME (Telecommunication, Information, Media dan Edutainment) dengan kecepatan dan kualitas yang tinggi dan dengan harga yang kompetitif. 

Untuk mewujudkan cita-cita besar membangun TELKOM Super Highway, TELKOM akan terus membangun jaringan serat optik beserta Metro-E, IPCore, Terra Router. Pembangunan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) Jawa-Kalimantan-Sulawesi-Denpasar-Mataram atau yang dikenal dengan sebutan proyek JaKa2LaDeMa, membuat posisi TELKOM Super Higway semakin kuat. 

Dalam kaitan visi TELKOM Super Highway, serangkaian infrastruktur telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada akhir 2009 lalu. Infrastruktur dimaksud meliputi: backbone serat optik Padang-Bengkulu sepanjang 914 km; backbone serat optik Kalimantan-Sulawesi sepanjang 5.445 km; IP core, Tera Router dan Metro-e dengan 921 node pada 10 kota (yaitu: Batam, Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Bandung, Makassar, dan Banjarmasin); Soft-switch Jakarta dengan kapasitas 172.000 SSL; dan backbone Batam ke link Internasional (proyek Batam-Singapura Cable System dan Asian America Gateway) yang merupakan infrastruktur untuk menghubungkan Indonesia ke Asia dan Amerika dengan kapasitas 40 Gbps (kini sudah meningkat menjadi 63 Gbps. 

0 comments: