Welcome to Cellular Education Video Learn Blog

Membahas dan menampilkan video tutorial software analysis telekomunikasi seluler dan edukasi seputar dunia telekomunikasi seluler | Discussing and showing tutorial video of cellular telecommunications software analysis and education around the cellular telecommunications.

Information

Ask What You Want.

Sunday, 14 April 2013

MANAJEMEN PEMASARAN


A.    DEFINISI PEMASARAN
Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

B.     PERANAN PEMASARAN
Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.

C.    ARTI FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.

D.    PERENCANAAN PEMASARAN
Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran meliputi: tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
Tujuan:
a)      Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.
b)      Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari adanya penyimpangan tujuan.
c)      Rencana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.
Rencana pemasaran terinci diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.

E.  AUDIT SISTEM PEMASARAN
a)      Sistem informasi pemasaran. Apakah sistem intelijen pemasaran menyediakan informasi akurat dan tepat waktu mengenai perkembangan pasar? Apakah pembuat keputusan perusahaan menggunakan reset pemasaran dengan efektif?
b)      Sitem perencanaan pemasaran. Apakah perusahaan menyiapkan rencana tahunan, jangka panjang dan strategik? Apakah rencana tersebut digunakan?
c)      Sistem pengendalian pemasaran. Apakah obyektif tahunan pemasaran tercapai? Apakah manajemen secara periodik menganalisis penjualan dan laba yang dihasilkan oleh produk, pasar, teritori, dan saluran distribusi?
d)     Pengembangan produk baru. Apakah perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian yang memadai menyangkut produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian terhadap produk dan pasar? Apakah perusahaan berhasil dengan produk baru?

F.  AUDIT PRODUKTIVITAS PEMASARAN
a)      Analisis kemampuan menghasilkan laba. Seberapa besar laba yang mampu dihasilkan dari berbagai produk, pasar, teritori dan saluran distribusi yang berbeda?
b)      Analisis efektivitas biaya. Apakah ada aktivitas pemasaran yang menyerap biaya berlebihan? Bagaimana mengurangi biaya tadi?

G.  AUDIT FUNGSI PEMASARAN
a)      Produk. Apakah perusahaan mengembangkan obyektif lini produk yang mantap? Apakah beberapa produk sebaiknya ditarik? Apakah ada produk baru yang perlu ditambahkan? Apakah ada produk yang akan memperoleh manfaat dari perusahaan mutu, gaya atau sifat?
b)      Harga. Apa yang menjadi obyektif, strategi, kebijakan dan prosedur penetapan harga yang dianut perusahaan? Apakah promosi harga dipergunakan dengan tepat?
c)      Distribusikan. Apa yang menjadi obyektif dan strategi distribusi? Apakah liputan dan pelayanan pasar memadai? Apakah saluran distribusi yang sudah ada sekarang sebaiknya diubah atau ditambah yang baru?
d)     Iklan, promosi, penjualan dan publicitas. Apa yang menjadi obyektif promosi perusahaan? Bagaimana anggaran ditetapkan? Apakah anggaran mencukupi? Apakah pesan iklan dan media dikembangkan dan diterima dengan baik? Apakah perusahaan mempunyai program promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dikembangkan dengan baik.
e)      Tenaga penjualan. Apa yang menjadi obyektif armada tenaga penjualan perusahaan? Apakah jumlah tenaga penjualan cukup besar? Apakah pengorganisasiannya sudah tepat? Apakah mereka dilatih, disupervisi dan dimotifasi dengan baik? Bagaimana tenaga penjualan ini kalau dibandingkan dengan armada milik pesaing?

H.  KONSEP INTI PEMASARAN
1.   KEBUTUHAN
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll.), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

2.      KEINGINAN
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh: manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut tergantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.

3.      PERMINTAAN
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.

I.       MEMENANGKAN PASAR MELALUI PERENCANAAN TAKTIS
Salah satu perencanaan taktis menggunakan konsep MARKETING MIX/BAURAN PEMASARAN, Marketing mix adalah perangkat alat pemasaran tektis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh seorang manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: Product, Place, Price, Promotion (4P), Produk adalah sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran, harga adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk tersebut, tempat termasuk aktifitas yang mengkonsumsikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Lebih jelasnya bauran pemasaran ada di bab selanjutnya.

DASAR-DASAR JARINGAN


Pengertian Jaringan
      Seringkali kita mendengar kata internet, sekilas mungkin kita akan berpikir bahwa yang namanya internet merupakan sebuah jaringan yang sangat besar dan terdiri dari banyak kompuer. Atau bahkan bagi orang yang awam internet sering diartikan sebagai browsing, chatting, dan lain-lain.
      Pengertian ini merupakan sebuah pandangan yang kurang benar. Karena sebenarnya internet adalah kumpulan dari jaringan-jaringan kecil dan besar yang saling terhubung secara real-time atau terus menerus di seluruh dunia.
      Suatu sistem jaringan, dimana seluruh komputer saling berbagi data dan resources satu sama lain sehingga tercapai efisiensi dalam pemanfaatan teknologi, amat dibutuhkan perangkat-perangkat khusus dan instalasi tertentu.
Sistem jaringan serta pengaturan TCP/IP pada sistem operasi Windows.
1. Topologi Jaringan
    Tujuan dari suatu jaringan adalah menghubungkan jaringan-jaringan yang telah ada dalam jaringan tersebut sehingga informasi dapat ditransfer dari satu lokawi ke lokasi yang lain. Karena suat perusahaan memuliki keinginan atau kebutuhan yang berbeda-beda maka terdapat berbagai cara jaringan terminal-terminal dapat dihubungkan. Struktur Geometric ini disebut dengan LAN Topologies.
Terdapat 6 jenis topologi yaitu :
a. Bus
b. Ring
c. Star
d. Extended Star
e. hierarchical topology
f.  Mesh

    Setiap topologi memuliki karakteristik yang berdeda-beda dan masing-masing juga memiliki keuntungan dan kerugian. Topologi tidak tergantung kepada medianya dan setiap topologi biasanya menggunakan media sebagai berikut :
Jenis-jenis Media yaitu :
1. Twisted Pair
2. Coaxial Cable
3. Optical Cable
4. Wireless

Topologi dibagi menjadi dua jenis yaitu Physical Topology dan Logical Topologi. Dibawah ini adalah jenis-jenis Physical Topologi.

1. Topologi Bus atau Daisy Chain
Topologi ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
• merupakan satu kabel yang kedua ujung nya ditutup, dimana sepanjang kabel terdapat node-node
• umum digunakan karena sederhana dalam instalasi
• signal melewati kabel dalam dua arah dan mungkin terjadi collision
• problem terbesar pada saat kabel putus. Jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.

2. Topologi Ring
Topologi ini mempuyai karakteristik sebagai berikut:
• lingkaran tertutup yang berisi node-node
• sederhana dalam layout
• signal mengalir dalam satu arah, sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision (dua paket data bercampur), sehingga memungkinkan pergerakan data yang cepat dan collision detection yang lebih sederhana
• problem: sama dengan topologi bus
• biasanya topologi ring tidak dibuat secara fisik melainkan direalisasikan dengan sebuah consentrator dan kelihatan seperti topologi star

3. Topologi Star
Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
• setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
• mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.
• keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya tidak terganggu.
• dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.

4. Topologi Extended Star
Topologi Extended Star merupakan perkembangan lanjutan dari topologi star dimana karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan topologi star yaitu :
• setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node, sedangkan sub node berkomunikasi dengan central node. traffic data mengalir dari node ke sub node lalu diteruskan ke central node dan kembali lagi.
• Digunakan pada jaringan yang besar dan membutuhkan penghubung yang banyak atau melebihi dari kapasitas maksimal penghubung.
• keunggulan : jika satu kabel sub node terputus maka sub node yang lainnya tidak terganggu, tetapi apabila central node terputus maka semua node disetiap sub node akan terputus
• tidak dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, karena untuk berkomunikasi antara satu node ke node lainnya membutuhkan beberapa kali hops.

5. Topologi hierarchical
Topologi ini biasa disebut sebagai topolodi tree. Dibangun oleh seperti halnya topologi extended star yang dihubungkan melalui sub node dalam satu central node. Topologi ini dapat mensupport baik baseband maupun broadband signaling dan juga mensupport baik contention maupun token bus access.

6. Topologi Mesh
MESH topologi dibangun dengan memasang link diantara atation-station. Sebuah ‘fully-connected mesh’ adalah sebauh jaringan dimana setiap terminal terhubung secara langsung ke semua terminal-terminal yang lain. Biasanya digunakan pada jaringan komputer kecil. Topologi ini secara teori memungkinkan akan tetapi tidak praktis dan biayanya cukup tinggi untuk di-implementasikan. Mesh topologi memiliki tingkat redundancy yang tinggi. Sehingga jika terdapat satu link yang rusak maka suatu station dapat mencari link yang lainnya.

APLIKASI SISTEM KOMUNIKASI SATELIT


APLIKASI SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

Sistem komunikasi satelit adalah salah satu sarana atau infrastruktur yang dapat digunakan untuk aplikasi  boardband multimedia dan pertukaran informasi. Komunikasi satelit sangat  didasari oleh teknologi  wireless-acces. Oleh karena itu sistem  wireless-access  direkayasa sedemikian rupa menggunakan sistem komunikasi satelit, sehingga bisa menjangkau masyarakat yang berada di daerah tertinggal/terbelakang. GEO  (Geosynchronous Earth Satellite) digunakan sebagai salah satu bentuk Mobile Satellites Services (MSS), karena GEO sangat banyak di gunakan untuk aplikasi yang berhubungan dengan pertukaran informasi baik dari statelit menuju satelit penerima di bumi ataupun sebaliknya. c-band telah banyak digunakan di Indonesia sebagai frekuensi transmisi, oleh karena itu di Indonesia bisa menggunakan ku-band (kuartz-bandwith), karena ku-band rentang frekuensinya lebih lebar dibandingkan dengan c-band yang hanya berkisar 4/6 GHz, sedangkan ku-band berkisar  pada frekuensi 12/14 GHz. Mentransmisikan informasi dari satelit GEO yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan TDM/TDMA (Time Division Multiplexing/Time Division Multiplexing Access), karena teknologi ini sesuai untuk kebutuhan upstream end client yang berada di lokasi dengan keterbatasan infrastruktur, seperti di Indonesia ini. Sedangkan untuk satelit penerima di bumi digunakan VSAT (Very Small Aperture Terminal) untuk menerima dan mengirim data ke satelit, sedangkan satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya diatas bumi.
Ada dua bagian penting dari satelit yakni  space segmen  (bagian yang berada di angkasa) dan  ground segmen  (biasa disebut stasiun bumi). Dimana ada transmisi dari satelit pemerima bumi yang dikirimkan ke satelit pemancar yang berada di luar angkasa (uplink) ataupun sebaliknya (downlink) yang memungkinkan satelit pemancar mengirimkan data pada satelit penerima yang berada di permukaan bumi.
Uplink merupakan transmisi yang berasal dari satelit menuju satelit, dan downlink merupakan transmisi yang berasal dari satelit menuju stasiun pemancar bumi. Arus informasi dua arah ini disalurkan melalui peralatan khusus seperti melalui antenna atau piringan dan transmitter yang menghasilkan sinyal microwave berfrekuensi tinggi.
Keunggulan Komonikasi Satelit :
~        Cakupan yang luas. Bisa satu Negara, satu wilayah, satu daerah ataupun satu benua
~        Bandwith yang tersedia cukup lebar
~        Independen dari infrastruktur terrestrial
~        Instalasi jaringan segmen bumi yang cepat
~        Biaya relative rendah per-site
Kelemahan Komunikasi Satelit :
~        Delay propagasi besar
~        Rentan terhadap pengaruh atmosfir
~        Hanya ekonomis jika jumlah user besar dan kapasitas digunakan secara intensif.
Dalam perkembangannya komunikasi satelit banyak diaplikasikan dalam banyak hal, khususnya pada bidang telekomunikasi yang saat ini berkembang pesat.
A.      Aplikasi Ponsel GPS (Global Positioning System) Berbasis Satelit
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS, kependekan dari “Navigation Satellite Timming and Ranging Global Positioning System”. Sistem yang digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini, didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti  dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia.
Pada dasarnya GPS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment) yang terutama terdiri dari satelit-satelit GPS, segment sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengelola sinyal dan data GPS.
GPS bukanlah teknologi baru. Perangkat navigasi ini sudah lama ada. Namun dulu pemanfaatannnya masih sangat terbatas untuk kalangan tertentu. Misalnya para tentara yang memang butuh alat pemandu untuk masuk ke daerah-daerah musuh. GPS juga perangkat yang lazim dipasang di pesawat, kapal laut. Satuan-satuan dengan tugas khusus juga sudah lama dilengkapi GPS, seperti tim SAR.
Bila perangkat GPS biasa hanya mengandalkan koneksi satelit, GPS pada ponsel sudah pula ditambahi kemampuan A-GPS (assisted GPS). Yang terakhir ini memanfaatkan jaringan dari operator existing untuk koneksi GPS-nya, tidak hanya mengandalkan sinyal satelit, yang karena keterbatasannya tidak dapat digunakan dalam ruangan tertutup, dan tidak optimal untuk cuaca berawan.
Dengan pengoperasiannya yang cukup mudah, GPS baik stand alone maupun yang ada di ponsel, akan sangat membantu perjalanan. Perangkat Handphone bukan lagi hanya sebagai alat komunikasi yang terbatas penyampai pesan suara dan teks. Berkat pengembangan teknologi yang terus dilakukan oleh para vendor, Handphone telah berubah menjadi sebuah perangkat dengan banyak fungsi Mobile Converagence.
Yang disebut mobile navigation tidak selalu identik dengan Handphone. Perangkat bergerak (mobile) lain pun bisa disebut mobile navigation, asalkan mempunyai fitur navigasi saja. Sebelum Handphone mempunyai fitur navigasi sudah banyak perangkat bergerak lain yang punya teknologi navigation system. Hanya saja ketenaran alat-alat ini kalah sama Handphone yang memiliki banyak fitur.
Keberadaan mobile navigation system didukung oleh teknologi GPS. Teknologi yang awalnya dikembangkan oleh Amerika untuk keperluan militer ini, menggunakan satelit khusus untuk mendeteksi keberadaan pengguna. Dimana pun berada, satelit dapat mendeteksi lokasi dan menginformasikannya ke layar perangkat penerima.
Adapun komponen utama mobile GPS adalah sebagai berikut:
1.      GPS Receiver dan Aplikasi Maps (Peta)
Komponen utama dalam Handphone GPS adalah GPS receiver (hardware) dam aplikasi peta digital (software). Keduanya saling berhubungan dalam menampilkan informasi navigasi kepada pengguna. Meski begitu keduanya memiliki sistem kerja dan pesan yang berbeda.
2.      GPS Receiver
Fungsi dan cara kerja GPS receiver di Handphone tak berbeda dengan GPS receiver milik perangkat navigasi lain. Perangkat ini menggunakan gelombang radio untuk berhubungan dengan satelit GPS yang berada di luar angkasa. Sampai saat ini ada 27 satelit untuk keperluan navigasi. Dua puluh empat aktif, sementara tiga lainnya untuk back-up jika ada satu yang tidak aktif. Dalam proses pendekteksian posisi pengguna, GPS receiver akan mendeteksi minimal tiga satelit GPS yang ada di dekat pengguna, dimana posisi pengguna terhadap satelit-satelit tersebut.
Untuk mengetahui posisi pasti pengguna, GPS menggunakan sistem pengukuran matematika bernama Triliterasi atau Trilateration. Sistem ini mendeteksi keberadaan sebuah obyek berdasarkan titik pertemuan tiga atau lebih sinyal satelit GPS.
Kenapa butuh tiga atau lebih satelit untuk mendeteksi? Triliterasi diperlukan karena pendeteksian tiap satelit terhadap obyek berbeda-beda. Misal, satelit A yang berjarak 100 km dengan pengguna tentu berbeda pendeteksiannya dengan satelit B yang berjarak 200 km. Karena itu diperlukan minimal tiga satelit untuk mengetahui posisi pasti pengguna. Tiga satelit ini akan mengeluarkan sinyal (digambarkan berupa lingkaran) yang akan bersinggungan satu sama lain. Pada titik yang bersinggungan itulah posisi sang pengguna.
Data ini akan dikirimkan kepada GPS receiver Handphone kita. Bentuknya berupa keterangan titik koordinat posisi pengguna, arah dan kecepatan. Pendeteksian tidak hanya berlaku saat pengguna dalam posisi diam. Selama GPS receiver aktif, satelit terus memperbarui informasi posisi pengguna. GPS juga dapat mengukur kecepatan saat bergerak (dengan dukungan aplikasi).
3.      Aplikasi Maps
Data yang diterima oleh GPS receiver akan diterjemahkan oleh aplikasi peta dalam letak posisi pengguna yang sebenarnya. Jika titik koordinat posisi menunjukkan berada di jalan Warung Buncit, yang tertampil di peta daerah tersebut atau tidak hanya itu, dengan aplikasi Maps dapat mengetahui leak tempat-tempat tertentu (seperti restoran, hotel, tempat hiburan) dengan memanfaatkan satelit GPS.
Begitu data posisi itu sudah ditangkap GPS receiver Handphone, aplikasi maps akan memberikan petunjuk ke tempat tersebut, nama fitur ini adalah turn bay turn directions, itulah yang sering dilihat Handphone-Handphone GPS. Selain itu aplikasi ini juga bisa membaca kecepatan kita bergerak dan lain-lain sesuai fitur yang dimilikinya.
B.       Telepon Satelit
Telepon satelit adalah suatu layanan telekomunikasi berupa telepon tanpa kabel yang menempatkan base transceiver station (BTS) nya di udara sehingga memiliki jangkauan lebih luas dibanding telepon berbasis GSM yang menempatkan BTS-nya di darat. Karena memiliki jangkauan yang luas, telepon satelit dapat digunakan di derah pegunungan, pedalaman hingga di tengah lautan. Berbeda dengan telepon GSM yang jangkauannya terbatas. Telepon satelit tidak menggunakan infrastruktur yang ada di bumi untuk melakukan panggilan.
·         Tujuan Telepon Satelit
Tujuan diciptakannya telepon satelit adalah menjembatani komunikasi bagi industri yang berada di sebuah tempat yang sulit dan mahal untuk dikembangkan prasarana telekomunikasinya. Misalnya menghubungkan kantor pusat dengan unit pengeboran minyak di lepas pantai.
·         Jenis Telepon Satelit
Telepon satelit dibagi menjadi beberapa jenis, dua di antaranya adalah :
1.      Telepon Satelit Genggam
Telepon ini dapat digunakan seperti telepon genggam biasa yang memiliki daerah jangkauan lebih luas namun harus tetap berada di luar ruangan. Digunakan oleh petualang, pertolongan darurat, dan daerah terjadi bencana.
2.      Telepon Satelit Menetap
Telepon ini mirip dengan telepon rumah dan dapat digunakan di dalam ruangan karena antena telah dipasang di luar ruangan yang terlihat dari langit.
·         Cara Kerja Telepon Satelit
Cara kerja telepon satelit mirip dengan telepon seluler. Yang membedakan adalah telepon seluler memantulkan sinyal panggilan menuju ke sebuah menara pemancar lalu ke telepon tujuan sedangkan telepon satelit memantulkan sinyal panggilan ke satelit di luar angkasa. Selain itu, antena telepon satelit harus berada di tempat yang dapat berkoneksi dengan langit secara langsung tanpa ada penghalang.
·         Melakukan Panggilan
Penelepon memasukkan nomor telepon yang dituju lalu tekan tanda kirim. Telepon akan memproses untuk menemukan satelit yang paling dekat dengan telepon asal lalu mengirim informasi tersebut.
·         Dari Luar Angkasa ke Bumi
Satelit yang menerima lalu mengirimkan panggilan ke mesin penerima di tanah yang paling dekat melalui sebuah gateway. Gateway ini mencoba untuk meneruskan panggilan. Apabila panggilan menuju Australia berasal dari Eropa dan gateway tersebut tidak dapat melacak dan meneruskan panggilan melalui jaringan telepon yang ada, gateway akan mengirimkan lagi sinyal tersebut ke satelit terdekat yang akan melanjutkan panggilan hingga mencapai salah satu gateway yang mampu melacak penerima. Hal ini dapat terjadi beberapa waktu tergantung seberapa jauh lokasi penelpon dan penerima.
·         Dari Luar Angkasa ke Bumi, Tahap Terakhir
Gateway menerima panggilan yang datang dari satelit dan diterima oleh jaringan penerima. Format panggilan telah diubah sehingga dapat diterima oleh telepon standar atau telepon seluler. Panggilan dari pemanggil ke penerima dapat tersambung apabila perubahan format telah dilakukan dan koneksi terbangun.
C.      Televisi Satelit
Secara konseptual, TV satelit mempunyai banyak kemiripan dengan siaran TV tanpa berlangganan. Keduanya merupakan sistem tanpa kabel yang mengantarkan program TV secara langsung pada pemirsa TV di rumah. Stasiun TV tanpa berlangganan dan TV satelit memancarkan program dengan sinyal radio. Stasiun penyiaran menggunakan antena berdaya besar untuk memancarkan gelombang radio ke area sekelilingnya. Pemirsa TV dapat menangkap sinyal tersebut dengan antena yang kecil. Keterbatasan utama siaran TV tanpa berlangganan adalah jangkauan. Sinyal radio memancar dari antenna dalam garis lurus. Maka dalam penerimaan sinyal, antena harus diletakkan dalam garis lurus. Hambatan kecil seperti pepohonan atau gedung kecil tidak mengganggu, tetapi hambatan besar, seperti Bumi, akan memantulkan gelombang radio ini. Jika Bumi benar-benar datar, siaran TV dapat ditangkap dalam jarak ratusan kilometer dari sumbernya. Tetapi karena planet ini tidak datar, akhirnya garis sinyal tidak sepenuhnya dapat diterima oleh antena TV.
TV satelit mengatasi masalah jangkauan dan gangguan pemancaran sinyal dari satelit yang mengitari bumi. Satelit berada di angkasa yang tinggi sehingga banyak konsumen yang terjangkau oleh sinyalnya. Sistem satelit TV memancarkan dan menerima sinyal radio menggunakan antena spesifik yang disebut parabola.

SATELITE BUSINESS SYSTEM


Pertumbuhan bisnis satelit dari tahun 2008 hingga 2016 di kawasan Asia diprediksi mencapai 1,9%. Sementara itu, di Indonesia, sejak 2010 bisnis ini tumbuh 10%-15% per tahun, dengan nilai hingga Rp 5,75 trilyun. Permintaan terhadap satelit sebagai tulang punggung infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, menurut Asosiasi Satelit Indonesia, diperkirakan tetap tinggi. Hal itu disebabkan belum meratanya sebaran dan keterbatasan infrastruktur jaringan kabel serat optik.  Peluang tersebut dibaca Lippo Group, yang memutuskan terjun ke bisnis satelit. Mengandeng dua perusahaan Jepang, yakni SKY Perfect JSAT Corporation dan Mitsui Corporation, Lippo meluncurkan satelit bernama Lippo Star, yang dibawa roket Arianspace.
Peluncuran satelit JCSAT-13 (Lippo Star) itu menandai sukses peluncuran yang ke-300 kali untuk Arianespace dan keberhasilan pembuatan satelit komersial ke-100 kali buatan Lockheed Martin Commercial Space Systems (LMCSS). JCSAT-13 diluncurkan ke posisi geostationer 124 derajat bujur timur atau kira-kira di atas negara Jepang. Satelit Lippo Strar yang berisi 44 Ku-band transponder dengan daya cakupan seluruh Indonesia, kawasan Asia, dan Oseania ini memiliki masa aktif 15 tahun. Satelit yang menggantikan JCSAT-4A ini mampu mendukung penyelenggaraan siaran televisi langsung (direct to home) ke berbagai pelosok pedalaman yang sulit terjangkau infrastruktur jaringan kabel dan sinyal.
Seperti diketahui, Lippo Group melalui anak usahanya, PT First Media Tbk, fokus mengembangkan bisnis televisi berbayar dan jaringan internet pita lebar melalui jaringan kabel dan nirkabel (WiMAX). Untuk layanan televisi berbayar, pada 2010, First Media merupakan yang pertama menyediakan siaran resolusi berdefinisi tinggi atau high definition (HD). Pada tahun berikutnya, disusul dengan hantaran siaran 3D-HD. Hasil riset Media Partners Asia menunjukkan, dalam kurun waktu 2011-2020 akan tumbuh sambungan televisi berbayar di Asia hingga 318 juta. Kontribusi Asia Tenggara untuk pertumbuhan penonton sebanyak itu mencapai 15%. Dan Indonesia, dengan jumlah penduduk terbesar kelima di dunia, akan menyumbang sepertiganya untuk kontribusi pertumbuhan penonton di Asia Tenggara. Peluang domestik dan regional inilah yang diincar First Media, yang akan menjadi salah satu pengguna satelit Lippo Star.
Di industri telekomunikasi, investasi untuk satelit, termasuk peluncurannya, mencapai US$ 200 juta hingga US$ 300 juta. Untuk satelit yang dimiliki secara bersama dalam bentuk kerja sama, diperkirakan perlu investasi hingga US$ 100 juta. Adapun harga sewa satu transponder ada di kisaran US$ 1,2 juta. Dari catatan yang ada, penggunaan transponder di Indonesia terdiri dari pemanfaatan layanan untuk GSM backhaul, jaringan data, dan penyiaran. Secara domestik, operator satelit pemasoknya terdiri dari Telkom, Indosat, Cakrawala, dan PSN (Pasifik Satelit Nusantara). Indonesia sendiri melalui tujuh satelit milik lokal memiliki 158 transponder, dengan pertumbuhan 10% setiap tahun.
Kini peningkatan permintaan atas satelit terus tumbuh, baik di Indonesia maupun negara-negara tetangga, untuk keperluan penyiaran (broadcast), 3G, internet, triple play, dan quadruple. Kemudian transponder asing ada 125 melalui 25 satelit dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Cina, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, Malaysia, dan Singapura. Satelit terus dibutuhkan karena mampu menutupi kekurangan infrastruktur jaringan yang belum terjangkau kabel teresterial serat optik. Selain Lippo Group dengan Lippo Star-nya, jika tidak ada aral melintang, pada pertengahan Juni tahun ini PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan meluncurkan satelit Telkom-3 untuk memperkuat bisnisnya. Satelit yang menelan investasi US$ 200 juta ini memiliki kapasitas isi 42 transponder, yang terdiri dari 24 transponder @ 36MHz Standart C-band, delapan transponder @ 54MHz Ext. C-band, serta empat transponder @ 36 MHz dan transponder @ 54 MHz Ku-band.
Satelit terakhir Telkom yang diberi nama Telkom-2 meluncur pada 12 November 2005 di Kourou Guyana, dengan roket Ariane-5. Sampai semester pertama 2011, Telkom masih mendominasi bisnis satelit di Tanah Air dengan pangsa pasar 37,3%. Sebenarnya satelit Telkom-3 itu mengalami dua kali pengunduran jadwal peluncuran. Dalam rencana awal, satelit besutan pabrik ISS-Reshetnev, Rusia, itu akan meluncur pada Agustus 2011. Namun mitra yang lain, yakni Thales Alenia Space, belum menyelesaikan pekerjaan perangkat komunikasi (payload) yang sangat penting untuk satelit tersebut. Rencana berikutnya, satelit ditargetkan meluncur ke angkasa pada akhir 2011, tapi ternyata tidak jadi lepas landas. Secara geografis, cakupan satelit Telkom-3 terdiri dari Standart C-bank yang mencakup Indonesia dan ASEAN, Ext. C-band yang mencakup Indonesia dan Malaysia, dan Ku-band yang mencakup Indonesia saja. Nantinya, dari 42 transponder Telkom-3, sebesar 40%-45% atau 20 transponder akan dikomersialkan. Sedangkan sisanya untuk memperkuat kapasitas seluruh layanan Telkom Group.
Rencana peluncuran satelit Telkom-3 pada Juni nanti menjadi pertaruhan bisnis, karena permintaan transponder di Tanah Air masih tinggi. Jika mundur lagi, kondisi ini akan membuat Telkom mendapat pesaing berarti. Pasalnya, satelit Measat, Thaicom, ABS milik sejumlah negara tetangga juga akan segera meluncur. Hal ini akan mempengaruhi peta persaingan dan memicu perang harga. Satelit Indonesia merupakan satelit yang didaftarkan ke ITU atas nama administrasi telekomunikasi Indonesia. Dalam eksistensinya, satelit-satelit Indonesia tersebut diselenggarakan oleh para penyelenggara satelit Indonesia yang meliputi PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Media Citra Indostar, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Sementara itu, daftar satelit Indonesia terdiri dari Palapa Telkom-1 (108oBT), Telkom-2 (118oBT), Palapa C-1 (113oBT), Palapa Pacific 146oBT, Cakrawarta-1 (107,7oBT), Garuda-1 (123oBT), dan satelit Lapan Tubsat.
Satelit Telkom-3 menelan investasi US$ 200 juta dengan kapasitas 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri dari 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext. C-band dan 4 transponder @36 MHz + 6 transponder @54 MHz Ku-Band. Cakupan geografis dari Satelit Telkom-3 sendiri mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext. C-band (Indonesia dan Malaysia) serta Ku-Band (Indonesia). Dari 42 transponder, sebanyak 40%-45% atau sekitar 20 transponder Satelit Telkom-3 akan dikomersialkan. Sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group.
Hingga semester pertama 2011, Telkom Group masih mendominasi bisnis satelit di Tanah Air dengan pangsa pasar mencapai 37,3%. Berdasarkan studi yang dilakukan Telkom, terjadi peningkatan permintaan atas satelit komunikasi baik di Indonesia maupun negara-negara tetangga lainnya. Negara-negara yang mampu meluncurkan satelit sendiri, termasuk pembuatan kendaraan peluncur.
Catatan: banyak negara yang dapat mendisain dan membuat satelit -yang mana bisa dibiliang tidak memerlukan kapasitas ekonomi, ilmu dan industri yang tinggi -- tetapi tidak mampu untuk meluncurkannya, dan mereka menggunakan peluncur asing. Daftar dibawah tidak menempatkan berbagai negara tersebut, dan hanya mencantumkan negara yang mampu meluncurkan satelitenya sendiri, ditambah tanggal dimana negara tersebut menunjukan kemampuannya. Seterusnya juga tidak mencantumkan konsorsium satelit atau satelite multinasional.